<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d5171742925482797551\x26blogName\x3dKomunitas+3+Jam\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://komunitas3jam.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://komunitas3jam.blogspot.com/\x26vt\x3d7628405322240102372', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Diprakarsai oleh 8 anak muda yang sudah muak akan tugas yang didapatnya di bangku kuliah, akhirnya terbentuklah komunitas "iseng-iseng tapi serius" ini. Di dalam Komunitas 3 Jam, menonton film bukan hanya jadi kegiatan "gocengan" saja, dimana sehabis membeli DVD yang seharga goceng lalu nonton lalu tidur. Tidak! Di dalam Komunitas 3 Jam ini akan ada banyak cerita, banyak diskusi, banyak debat dan banyak nilai yang didapatkan dari sebuah film.
Kami ini wacana, dialog, pembahasan tentang film dari anda.
Persepolis and International Relations : A Review
Written at 8:44 PM on Tuesday, November 22, 2011

Persepolis merupakan film animasi hitam-putih dimana Marjane Satrapi menceritakan pengalamannya sendiri sebagai gadis kecil yang tumbuh di masa Revolusi Islam di Iran. Cita-citanya adalah menjadi nabi terakhir di bumi. Marji kecil senantiasa membayangkan sebuah dialog dengan Tuhan mengenai dunia tempat dia hidup.

Marji, nama kecil Satrapi, dikelilingi oleh kerabat yang dekat dengan pemikiran Marxisme-Leninisme. Mereka percaya kaum proletar dapat menggulingkan kekuasaan borjuis. Yang menarik adalah pemikiran-pemikiran ini diceritakan kepada Marji kecil sebagai dongeng pengantar tidur. Jadilah Marji tumbuh dengan pemikiran yang ‘berbeda’ dari lingkungan konservatif di sekitarnya.

Sebenarnya kita bisa  melihat praktik Biopolitics juga di dalam film ini. Bagaimana negara kemudian mengatur kebebasan warga negaranya sampai kepada aturan berpakaian dan bertindak di ranah publik. Perempuan diwajibkan berpakaian tertutup yang serba longgar dan serba hitam. Namun Marji, dengan pemikirannya yang ‘berbeda’, menolak hidup di bawah konstruksi negara tersebut. Dia memuja Bruce-Lee. Sebagaimana kita tahu, Bruce-Lee adalah simbol self-expression yang mengglobal, yang menjadi simbol populer di masa pos-kolonialisme. Marji berkeliaran dengan sneaker dan baju mencolok bertuliskan Punk Is Not Ded. Dia mendengarkan Iron Maiden lengkap dengan headbang style dan raket tenis sebagai gitar imaginer.

Sikap rebellious inilah kiranya yang membuat orang tua Marji cemas dan memutuskan untuk menyekolahkannya ke Vienna. Pengasingan, kalau kata Marji. Kehidupannya di Vienna sendiri penuh dengan nilai-nilai konstruksi dan identitas. Marji terlempar dari konstruksi budaya yang satu ke konstruksi budaya yang lain. Dari kehidupan di kalangan biarawati, berkenalan dengan semacam sub-kultur Vienna bernama Nonchalance, menjalin kasih dengan pemuda Hippie yang ternyata homoseksual, dan bahkan hidup terlunta di jalanan.

Marji sempat  depresi dan membayangkan lagi dialognya dengan Tuhan, setelah lama sekali dialog ini tidak dialaminya. Namun yang menarik, kali ini Tuhan tidak sendiri. Tuhan berdampingan dengan Karl Marx. Entahlah, teman-teman boleh interpretasi sendiri mengenai keberadaan Marx dalam hal ini. Karena Satrapi sendiri mengaku dia bukanlah seorang Marxist. Dia hanya menginginkan kehidupan yang layak bagi semua orang. Satrapi menemukan lagi roh untuk hidup melalui kehadiran Kia, teman kecilnya yang pernah ikut dalam perang di Iran. Kia telah kehilangan satu tangan dan satu kakinya akibat perang, namun dia masih mampu bermain lelucon dan tertawa.

Secara umum, film ini kaya akan nilai-nilai ideologis.  Dari mulai realisme hingga anarkisme. Film ini juga mengandung banyak mitos. Berikut beberapa tanggapan dari narasumber kita untuk film Persepolis, Kang Andris, yang kami kutip dari akun twitternya di @unbornsin (baca dari bawah ke atas) :


Seru, kan? Makanya jangan sampai ketinggalan di bedah film komunitas 3 jam selanjutnya. Film-film yang kita nonton gak akan dilihat dari sisi hiburannya aja loh! Kita belajar lewat film-film ini. Gratis kok, teman-teman. See you! ˆ)





Persepolis (2007)
Written at 11:04 PM on Thursday, November 10, 2011


Sedikit summary dari film Persepolis:

Di Teheran, 1978, Marjane menikmati kehidupannya dengan bermimpi menjadi
pemimpin masa depan dan mendengarkan musik punk atau lagu-lagu ABBA. Tetapi
kehidupan Marjane berubah saat Revolusi Islam mulai digencarkan di negara itu,
dan memaksa orang tua Marjane memindahkannya ke Austria saat dia berusia 14
tahun. Sempat merasakan kebahagiaan di tempat baru, walaupun akhirnya merasa
kesepian, karena kehidupan percintaannya mengenaskan, Marjane memutuskan untuk
kembali ke Iran selesai sekolah, dan kembali mengenakan jilbab. Tetapi, waktu
terus berjalan dan saat Marjane sudah menginjak dewasa, Marjane sadar bahwa dia
tidak bisa tinggal di Iran. Marjane memutuskan untuk meninggalkan tanah airnya
dan pindah ke Prancis dengan semangat untuk membuat masa depannya yang lebih
baik. PUNK IS NOT DED!


Persepolis merupakan sebuah film animasi yang berlatarbelakang saat Revolusi Iran. Judul Persepolis diambil dari nama sebuah kota di Iran. Marjane Satrapi mengemas cerita yang begitu kompleks dengan gaya yang minimalis dan sederhana, namun hal tersebutlah yang menjadi daya tarik dari film autobiografi ini.


Mau tahu bagaimana lebih lengkap dan nilai-nilai apa saja yang bisa kita petik dari film ini?


Mari merapat ke Ngeumong Chuco Bar. Sore ini. Gratis!

Labels: ,





Greetings From Us
Written at 10:22 PM on Monday, October 10, 2011

Komunitas 3 Jam adalah wacana, dialog, pembahasan tentang film dari kawan-kawan.  Komunitas 3 Jam merupakan sebuah komunitas "iseng-iseng" yang mewadahi anak-anak pecinta film yang haus akan informasi yang mendalam dan nilai-nilai yang terkandung dalam film tersebut. Tidak hanya sekedar berdialog dan berdiskusi, kami juga menghadirkan berbagai narasumber di setiap acaranya. Sehingga di dalam Komunitas 3 Jam, menonton film bukanlah hanya sebuah bentuk hiburan, namun juga sebagai upaya pencarian nilai-nilai yang terdapat di dalam sebuah film.


Acara pertama Komunitas 3 Jam
11/11/11
6 pm - 9 pm
@ Ngeumong Cuisine & Chocolate Bar, Jatinangor

Film yang akan dibahas
Persepolis

Labels: ,